16 tahun mengawal pemberdayaan perempuan dalam konteks perdamaian bukanlah waktu yang sebentar. Sebagai organisasi non-profit yang memfokuskan pada perempuan dan perdamaian

The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, telah menjadi pioner pendidikan perdamaian untuk perempuan di akar rumput, melakukan pengorganisasian komunitas melalui kelompok perempuan dan melakukan advokasi nasional dan internasional terkait dengan Perempuan, Perdamaian dan Keamanan.

Islam Progresif

Gerakan Islam progresif secara bebas bisa dimaknai sebagai pemahaman dan aksi-aksi sekelompok muslim yang menyuarakan pembelaan tentang hak-hak manusia, penghormatan terhadap perempuan, demokrasi, toleransi dan perdamaian, penerimaan seutuhnya pada perbedaan yang ada di muka bumi ini. AMAN Indonesia merumuskan tiga ciri Islam progresif yaitu ramah pada perempuan, pembelaan pada minoritas dan menjadi rumah perjumpaan bagi berbagai suara-suara progresif.

Ramah terhadap perempuan yaitu mempercayai bahwa ajaran Islam terkait dengan anti kekerasan, keadilan, kesetaraan, toleransi juga berlaku untuk semua manusia, termasuk perempuan. Turunnya Islam menjawab secara tuntas bahwa perempuan adalah manusia yang harus dihormati dan diletakkan sama derajatnya dengan kaum laki-laki telah ditulis di dalam Al-Quran dan Hadist Nabi. Misalnya saja Dari tradisi Arab dimana perempuan diwariskan menjadi perempuan mendapatkan waris, dari penguburan anak mengakui bahwa Islam sangat mendukung hak-hak perempuan. Dengan demikian tidak ada lagi pertanyaan apakah hak-hak perempuan ada dalam Islam?

Pembelaan pada kelompok minoritas artinya bahwa ajaran Islam rahmatan lil’alamin mengandung konsekuensi penerimaan utuh pada semua yang berbeda. Seperti yang dikatakan Tuhan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13 bahwa Tuhan dengan sengaja menciptakan perbedaan di dunia ini dengan berbangsa-bangsa, bersuku-suku dan berbeda agama, agar kita semua bisa belajar satu dengan yang lainnya. Ini artinya bahwa segala bentuk perbedaan harus dianggap anugerah dan sudah seharusnya diterima dan dirayakan. Olehkarenanya, segala bentuk intervensi manusia yang berniat untuk menghilangkan perbedaan harus dilawan.

Rumah berjumpaan bagi suara-suara progresif adalah komitmen menyakini bahwa suara-suara yang berasosiasi dengan Islam progresif jumlahnya tidak sedikit dan tak terkonsolidasi. Ini sebabnya mengapa perspektif konservatif terlihat cenderung lebih bersuara dibandingkan dengan perspektif progresif. Dengan memposisikan sebagai rumah perjumpaan berbagai suara-suara progresif, maka exchange dan upaya konsolidasi sesama suara progresif bisa dilakukan dengan lebih efektif.

AMAN Indonesia merumuskan tiga ciri Islam progresif yaitu ramah pada perempuan, pembelaan pada minoritas dan menjadi rumah perjumpaan bagi berbagai suara-suara progresif.

Ramah terhadap perempuan yaitu mempercayai bahwa ajaran Islam terkait dengan anti kekerasan, keadilan, kesetaraan, toleransi juga berlaku untuk semua manusia, termasuk perempuan. Turunnya Islam menjawab secara tuntas bahwa perempuan adalah manusia yang harus dihormati dan diletakkan sama derajatnya dengan kaum laki-laki telah ditulis di dalam Al-Quran dan Hadist Nabi. Misalnya saja Dari tradisi Arab dimana perempuan diwariskan menjadi perempuan mendapatkan waris, dari penguburan anak mengakui bahwa Islam sangat mendukung hak-hak perempuan. Dengan demikian tidak ada lagi pertanyaan apakah hak-hak perempuan ada dalam Islam?

Pembelaan pada kelompok minoritas artinya bahwa ajaran Islam rahmatan lil’alamin mengandung konsekuensi penerimaan utuh pada semua yang berbeda. Seperti yang dikatakan Tuhan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13 bahwa Tuhan dengan sengaja menciptakan perbedaan di dunia ini dengan berbangsa-bangsa, bersuku-suku dan berbeda agama, agar kita semua bisa belajar satu dengan yang lainnya. Ini artinya bahwa segala bentuk perbedaan harus dianggap anugerah dan sudah seharusnya diterima dan dirayakan. Olehkarenanya, segala bentuk intervensi manusia yang berniat untuk menghilangkan perbedaan harus dilawan.

Rumah berjumpaan bagi suara-suara progresif adalah komitmen menyakini bahwa suara-suara yang berasosiasi dengan Islam progresif jumlahnya tidak sedikit dan tak terkonsolidasi. Ini sebabnya mengapa perspektif konservatif terlihat cenderung lebih bersuara dibandingkan dengan perspektif progresif. Dengan memposisikan sebagai rumah perjumpaan berbagai suara-suara progresif, maka exchange dan upaya konsolidasi sesama suara progresif bisa dilakukan dengan lebih efektif.

Simpul Jaring Laba Laba

Ini merupakan visualisasi dari model gerakan AMAN Indonesia sebagai kekuatan Islam progresif di Indonesia. Sebagai fasilitator kekuatan islam progresif, AMAN Indonesia akan melakukan konsolidasi klaster pada berbagai bentuk kekuatan islam progresif. Misalnya kelompok anak-anak muda, kelompok perempuan, kelompok minoritas agama dan sebagainya. Klaster-klaster ini akan saling berhubungan membentuk sebuah ikatan jaring laba-laba. Setiap klaster akan menemukan leadershipnya sendiri yang sejalan dengan leadership yang dikembangkan oleh AMAN Indonesia.

Ada beberapa tipe simpul yang akan menjadi bagian dari gerakan islam progresif yang difasiltiasi oleh AMAN Indonesia adalah:

Simpul Inti adalah bagian inti organisasi yang di dalamnya terdiri dari staf harian, Pengurus, SP dan Peace Leaders, sebagai dua lembaga yang dibidani lahirnya oleh AMAN Indonesia.

Simpul Afiliasi adalah kelompok-kelompok Independen yang memiliki visi yang sama dan menyatakan berafiliasi dengan AMAN Indonesia yang membentuk satu klaster, bisa berbasis pada isu atau wilayah gerakan. Mereka yang bergabung sebagai afiliasi akan mendapatkan keuntungan sebagai bagian dari gerakan Islam progresif.

Simpul Franchiser adalah sekelompok institutsi atau initiative baru yang telah memanfaatkan otorisasi AMAN indonesia untuk mendatangkan sejumlah dukungan finansial dan inkind untuk mendukung gerakan yang satu visi

Model Kepemimpinan 360

Ini merupakan model kepemimpinan yang menekankan bahwa semua orang dalam posisi apapun adalah pemimpin. John C. Maxwell, meyakini bahwa kepemimpinan itu tidak harus lahir ketika seseorang berada di puncak. Justru, Maxwell ingin meyakinkan bahwa dengan pendekatan kepemimpinan 360 degree, seseorang haruslah bisa memimpin ke atas (leading up), memimpin ke bawah (leading down) dan memimpin ke samping (leading across).

Leading up adalah kepemimpinan yang mampu menggerakan struktur yang di atas untuk memainkan peran efektif dan menggunakan wewenang jabatannya untuk mendukung capaian. Pada model ini, seseorang diharapkan memiliki kemampuan bagaimana meyakinkan pimpinan untuk mau mendukung goal.

Leading down adalah kepemimpinan yang mampu mengerakkan struktur dibawahnya untuk mencapai tujuan. Ini artinya bahwa seseorang yang mengikuti anda bukan hanya karena melihat prestasi anda tetapi karena melihat kepemimpinan anda yang diyakini mampu mendorong tercapaianya cita-cita bersama.

Leading across adalah sebuah kepemimpinan yang mampu menggerakkan kolega satu level, menyakini bahwa gagasan seseorang merupakan gagasan mereka juga. Memimpin kesamping ini tidak mudah karena disinilah letak kompetisi begitu kuat.

Sebenarnya tidak ada yang baru dalam konsep kepemimpinan 360 degree, karena pada model kepemimpinan AMAN indonesia sebelumnya tidak ada kewenangan tunggal. Power sharing telah dipraktekkan selama 9 tahun dengan menggunakan struktur hirakis, sementara model kepemimpinan 360 degree menjelaskan secara eksplisit bagaimaan seseorang harus melakukan leading up, leading down dan leading across secara lebih detil.

Peran Strategis AMAN

  1. Memfasilitasi perjumpaan wacana Islam Progresif di semua level Berperan menghubungkan organisasi & individu terkait isu perempuan, pembangunan perdamaian dalam perspektif Islam Progresif baik di level lokal, nasional dan International.
  1. Memfasilitasi proses capacity building untuk komunitas dan organisasi di level lokal, nasional dan internasional Kaderisasi kepemimpinan perempuan untuk perdamaian. Kaderisasi pemimpin perempuan merupakan salah satu peran yang dimainkan AMAN melalui community based learning Sekolah Perempuan dan training kepemimpinan. Targetnya adalah menciptakan pemimpin-pemimpin perempuan baru dari komunitas, from ordinary women to be extra ordinary women”.
  1. Advokasi kasus-kasus kekerasan Advokasi ditujukan untuk menurunkan atau menyelesaikan kasus-kasus kekerasan seksual, kekerasan berbasis gender, agama dan sumber daya alam. Model advokasi yang dikembangkan adalah berbasis pada penyediaan data/informasi. AMAN juga memainkan peran fasilitasi konsolidasi jaringan masyarakat sipil untuk monitoring dan juga implementasi kebijakan yang mendukung pemenuhan hak-hak perempuan dan kelompok minoritas.
  1. Mempopulerkan & internasionalisasi Islam Progresif Indonesia melalui media. Kekayaan intelektul para pemikir Islam yang progresif belum perlu dipopulerkan kembali saat ini dengan kemasan yang lebih segar dan ramah media sosial. Maka, sindikasi dengan media-media progresif lainnya strategi menyebar-luaskan wacana Islam progresif ke public yang lebih luas baik di Indonesia maupun dunia.

Visi kami untuk terciptanya budaya beragama yang anti kekerasan dan berkeadilan gender

Misi:

Eksternal

  1. Menghadirkan nilai-nilai kehidupan beragama yang ramah melalui penyebarluasan tafsir teks agama yang berkeadilan gender dan mendukung perdamaian.
  2. Memperkuat kapasitas kepemimpinan dan organisasi perempuan akar rumput untuk mengambil peran strategis di ruang publik sebagai agen perubahan sosial yang berkeadilan.
  3. Mendorong dan memfasilitasi kader-kader Sekolah Perempuan yang berkualitas untuk mengambil peran strategis di ruang publik
  4. Mengkonsolidasikan kekuatan-kekuatan yang memiliki visi dan nilai yang sama di tingkat lokal, nasional dan global untuk keadilan sosial.
  5. Mendorong kebijakan yang berpihak pada budaya yang anti kekerasan dan berkeadilan gender.

Internal

  1. AMAN Indonesia memiliki sumber pendanaan organisasi yang mandiri.
  2. AMAN Indonesia menjadi organisasi referensi bagi gerakan perempuan dan perdamaian di level nasional dan global.

Nilai dan Prinsip:

  1. Kemandirian; setiap individu atau simpul gerakan mempunyai karakter untuk tumbuh dan berkembang dengan menjaga otonominya sesuai dengan prinsip gerakan.
  2. Keberdayaan; menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mengembangkan kapasitas diri dan mengelola sumber daya.
  3. Inisiatif ; menstimulasi tumbuhnya ide, gagasan atau terobosan baru pengembangan gerakan.
  4. Kreatif-Inovatif; keleluasaan menggali, menelusuri serta menerapkan berbagai alternatif metode dan berbeda yang berorientasi pada pembaharuan.
  5. Strategis; efektif dan efisien dalam pengambilan keputusan yang berorientasi untuk kemanfaatan banyak orang.
  6. Sinergis; membangun dan mengkonsolidasikan kemitraan.
  7. Dialogis; mencari titik temu dari keberagaman pendapat dalam persamaan sikap.
  8. Ideologis; komitmen pada nilai yang diperjuangkan.
Pilar 1
Ketahanan Komunitas oleh Perempuan

Pilot program untuk memfasilitasi penguatan pengetahuan, institusi dan mekanisme sosial untuk perlindungan dan pencegahan kekerasan berbasis esktremisme, gender dan agama,...

Pilar 2
Konsolidasi Suara Suara Progresif

Faktor pendukung radikalisme tidaklah tunggal, di antaranya kemiskinan, kekecewaan politik, pengaruh keagamaan.

Pilar 3
Advokasi Kebijakan Berorientasi Perdamaian dan Sensitif Gender

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pretium lacus vitae arcu auctor quam posuere.

Pilar 4
Penyebaran Nilai-Nilai Progresif Islam

Tantangan bagi kelompok Islam moderat dari tahun ke tahun masih sama yaitu merebut kembali pengaruh narasi keislaman yang ramah perempuan...

DSCF6238_Compress

Struktur Organisasi

Yuk berkenalan dengan tim AMAN Indonesia

Selengkapnya

Jaringan Laba-Laba AMAN Indonesia

Dukungan

Bahu-membahu dalam semangat kebersamaan

Selengkapnya